Photobucket
Wednesday, October 11, 2006,12:09:00 PM
PORSI PAS KENYAMANAN BAYI
PORSI PAS KENYAMANAN BAYI

Ada beragam pola kenyamanan yang dapat dirasakan bayi. Seperti tidur bersama
orang tuanya, diayun-ayun, digendong, ngempeng, ngedot, ngemut jari, dan
lainnya. Kenyamanan memang membuat bayi bisa anteng. Namun perlu diketahui
kenyamanan yang berlebihan justru bisa berakibat negatif. Nah, berikut
penjelasan lebih lanjut seputar rasa nyaman pada bayi dan seberapa banyak porsi
yang sewajarnya diberikan.

DIGENDONG-GENDONG

Meski kegiatan menggendong bermanfaat untuk mendekatkan hubungan emosional
antara ibu dan bayi, tapi tetap ada batasannya. Bagi orang tua, menggendong
dalam waktu lama dapat menimbulkan rasa pegal di bagian lengan. Di sisi lain,
bayi jadi ingin digendong terus. Kalau tidak, dia pasti menangis sebagai alat
agar bisa digendong. Nah, kalau sudah begitu, yang repot orang tua sendiri, kan?

Jadi gendonglah bayi dalam porsi yang wajar. Toh, pada dasarnya ketika
digendong bayi tak bebas bergerak. Dalam jangka panjang, kondisi itu mungkin
malah membuat motorik si kecil kurang terstimulasi dan ia pun merasa tak nyaman.

* Penting diperhatikan:

- Waktu yang tepat untuk menggendong bayi, salah satunya adalah ketika
berjemur sinar matahari pagi dan tentu saja saat memberi ASI.

- Saat menggendong, jalinlah komunikasi dengan bayi. Misalnya dengan
mengajaknya bercanda atau bercakap-cakap meskipun bayi belum mampu membalas
ucapan kita.

- Agar tidak ketagihan, selain menggendong lakukan variasi kegiatan
misalnya mengajak bayi bermain di matras atau sofa. Biarkan ia mengenal bermacam
tekstur bahan melalui indra perabanya. Bawa ia ke berbagai tempat di sekeliling
rumah; ruang keluarga, ruang tamu, kamar tidur dan lainnya. Dengan begitu ia
dapat mengenal berbagai bentuk dan warna.

- Bila otot leher bayi mulai kuat, gendonglah bayi dengan cara lain,
misalnya mengayun-ayun atau mengangkat bayi setinggi-tingginya. Permainan
semacam itu dapat melatih anak dalam mengontrol emosi.

TIDUR BERSAMA ORANG TUA

Selain membuat si kecil merasa hangat, tidur bersama akan menciptakan
hubungan kuat antara orang tua dan anak. Karena dari situ, komunikasi yang
efektif dapat dibangun sehingga terjalin kedekatan emosional. Akan tetapi,
sebaiknya tidur bersama ini hanya dilakukan sebatas menemani sampai bayi
terlelap saja. Kenapa begitu? Sebab saat tidur bisa saja terjadi sesuatu yang
tak diinginkan. Misalnya, si kecil tertimpa tubuh orang tuanya. Untuk mencegah
risiko buruk tersebut, pindahkan bayi ke dalam boks saat ia sudah ternyenyak.

* Penting diperhatikan:

- Ada pendapat bahwa selalu tidur dengan orang tua bisa membuat si kecil
mengalami ketergantungan. Saat sudah mulai mengantuk, ia akan merengek minta
ditemani tidur.

- Kelak si kecil pun sulit bersikap disiplin untuk tidur di boksnya
sendiri. Boleh jadi, jika tempat tidur orang tuanya tidak luas, boks lebih
leluasa baginya sehingga lebih banyak kemampuan motoriknya yang akan
terstimulasi.

- Kebiasaan tidur bersama yang berlanjut merupakan salah satu bentuk
pemanjaan. Memang wajar kalau orang tua ingin selalu bersama anak. Namun perlu
disadari hal itu akan membuatnya sulit tidur sendiri.

- Jadi sebaiknya biasakan bayi tidur di boks sendiri, lalu di kamar
sendiri. Waktu yang paling baik untuk memulai adalah saat ia mulai disapih di
awal usia batita. Pada saat itu si kecil sudah mulai "lepas" secara fisik dengan
sang ibu.

- Meskipun sudah belajar tidur terpisah, sesekali orang tua perlu menengok
si kecil di dalam boks untuk memastikan kondisinya.

DIAYUN-AYUN

Terayun-ayun merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi bayi. Sebagai
sarananya orang tua dapat menggunakan kain atau ayunan semacam boks. Dengan
diayun-ayun, anak yang tadinya menangis jadi merasa terhibur dan bahkan malah
tertawa riang.

Ayunan juga dapat berfungsi membantu menidurkan bayi. Goyangan yang lembut
memberikan rasa nyaman. Apalagi jika diselingi suara-suara merdu yang membuatnya
mengantuk.

Namun aktvitas ini sebaiknya dilakukan sewajarnya saja. Misalnya, untuk
menghentikan tangis atau ketika si kecil ingin tidur. Hindari mengayun-ayun bayi
sepanjang hari. Cukup sesekali dan diselang-seling dengan kegiatan lain, seperti
menggendong, bermain, dan bercanda di atas kasur atau di ruang keluarga. Dari
situ, ia bisa memperoleh berbagai pengalaman yang mengasyikkan. Kalau seharian
harus digendong sambil diayun-ayun justru bisa merepotkan orang tua. Si kecil
malah mengalami "ketergantungan" dan bakal merengek kalau tak diayun-ayun.

* Penting diperhatikan:

- Jangan sampai mengayun terlalu keras karena dapat membahayakan bayi.

- Iringi dengan nyanyian lembut agar si kecil tenang. Jangan cuma
mengayun-ayun tanpa ada komunikasi atau stimulasi. Ajaklah bercanda jangan
sekadar disuruh diam atau tidur.

MENGEMPENG

Bagi sebagian bayi mengempeng merupakan kebutuhan psikologis; yakni untuk
memenuhi kebutuhan mengisapnya. Lan-taran itu, kadang-kadang bayi enggan
berhenti mengisap meskipun rasa haus dan laparnya sudah hilang.

Perlu diketahui, kebiasaan memberikan empeng kepada bayi bisa berbuntut
ketergantungan. Maksud orang tua tentu agar si kecil bisa tenang. Akan tetapi,
jika ketergantungan ini telanjur muncul, tanpa empengnya bayi akan lebih sulit
ditenangkan. Dampak lebih jauhnya adalah mengganggu pertumbuhan gigi si kecil.

Akan lebih bijak jika bayi tidak diperkenalkan pada empeng. Kalau sudah
telanjur, upa-yakan untuk mengalihkan perhatiannya dengan melakukan aktivitas
lain seperti diajak bermain, bernyanyi, atau bercakap-cakap untuk melupakan
empengya.

MENGEMUT JARI

Mengemut jari pada bayi (0-6 bulan) boleh dianggap wajar karena dari
situlah ia menemukan kenikmatan dan kenyamanan (fase oral). Secara
alamiah/refleks bayi selalu memasukkan jarinya ke dalam mulut lalu diemut.
Terlebih jika ia sedang membutuhkan perhatian, merasa tidak nyaman, takut,
mengantuk, lapar, dan haus. Penting juga diperhatikan kebersihan tangan dan kuku
bayi saat ia mengemut jari karena dapat berdampak pada kesehatannya.

Agar tak menjadi kebiasaan yang kurang baik, alihkan perhatian bayi setiap
kali jari-jarinya dimasukkan ke mulut. Terutama di usia 6 bulan dan seterusnya.
Setiap kali ada kesempatan, ajaklah bayi bermain, bercanda, dan hal menyenangkan
lainnya yang menarik hatinya.

KEBUTUHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS ANAK

Orang tua sebaiknya memerhatikan kebutuhan fisik dan psikologis anak.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebutkan, definisi sehat tak hanya
menyangkut kondisi fisik yang fit atau tidak sakit saja tetapi juga meliputi
kondisi psikososial. Dalam hal ini, rasa aman dan nyaman dibutuhkan setiap
orang, termasuk anak-anak dan bayi. Anak yang tak mengalami tekanan jiwa niscaya
hidupnya bahagia dan tenteram sehingga dapat lebih banyak menerima stimulasi
positif.

Hilman Hilmansyah. Foto: Foto: Dok. nakita

Konsultasi ahli:

Dra. Ninuk Widyantoro

dari Yayasan Kesehatan Perempuan, Jakarta

Labels:

 
posted by l3l1 | Permalink |


0 Comments: