Kelinci,Gemini,ENTJ
Kholeris,Sanguinis
Jakarta,Indonesia
Buku,musik,film
Coklat,es krim,salad buah
Gone with the wind,
Topeng Kaca, Shogun, Taiko,
Chicken Soup For The Soul
Legenda Naga
BPA Free seller
JAKARTA, KAMIS - Bayi dan batita (anak di bawah usia tiga tahun) memang bisa mengalami gangguan tidur pada jam-jam seharusnya mereka tidur. Padahal, tidur berkualitas sangat penting untuk tumbuh kembang mereka. Makanya, atasi segera masalah itu. Tapi, tak usah khawatir. Pola tidur berkualitas bisa dibentuk sejak dini dan ada tips untuk mendapatkannya.
Menurut Konsultan Tumbuh Kembang Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDI) Cabang Jakarta, dr Rini Sekartini SpA(K), penting sekali bayi dan batita memiliki pola tidur berkuaitas untuk tumbuh kembang. "Pada kenyataan, banyak orangtua yang belum menyadari bahwa kualitas tidur yang baik merupakan hal yang penting bagi si bayi atau batita," ujar dr Rini dalam acara Rahasia Tidur Nyenyak Si Kecil Bersama Johnson's Baby Bedtime di Jakarta, belum lama ini.
Pada anak, terutama bayi dan batita, kurang tidur berdampak amat merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik. Tidur juga berperan meningkatkan daya tahan tubuh si kecil terhadap infeksi. Kalau ia kurang tidur, lalu sakit, pertumbuhannya bisa tersendat. Selain itu, bayi dan batita yang kurang tidur biasanya menjadi rewel, cengeng, dan sulit diatur. Kalau sudah begini yang repot pasti orangtuanya kan?
Gangguan tidur yang dialami oleh bayi dan batita berupa, antara lain, sulit memulai tidur, sering terbangun pada malam hari, bila terbangun susah untuk tidur lagi, atau selama tidur sering rewel, menjerit, menangis, menjerit, menggesekkan gigi, atau mengorok.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh dr Rini pada 2004-2005, dengan 385 responden yang tersebar di Batam, Bandung, Jakarta, Medan, dan Palembang, antara lain menunjukkan bahwa 44,2% anak usia di bawah tiga tahun memiliki masalah tidur seperti lama tidur malam yang kurang dari sembilan jam, frekuansi terbangun pada malam hari lebih dari tiga kali, dan lama terbangun pada malam hari lebih dari satu jam. Sementara itu, 72% orangtua menganggap masalah tidur pada bayi dan batita bukanlah masalah atau merupakan masalah kecil semata.
Negara-negara lain juga mengadakan penelitian serupa. Di Beijing, China, 23,5% anak berumur 2-6 tahun menderita gangguan tidur, sebagaimana dilaporkan oleh orangtua masing-masing. Sekitar 20% anak berusia tiga tahun terbangun setiap malamnya di Swiss. Sementara itu, 84% anak berumur1-3 tahun di AS mengalami gangguan tidur (sulit tidur pada waktu tidur dan sulit terbangun pagi hari) dan gangguan tersebut menetap setelah mereka berusia tiga tahun.
Menurut dr Rini, ada sejumlah hal yang bisa membantu orangtua untuk mengatasi masalah tidur si buah hati: 1. Atasi masalah fisiknya. Misalnya, biasakan memberinya makan atau minum susu 2-3 jam sebelum waktu tidur. 2. Kurangi aktivitas fisiknya sepanjang sore hingga malam hari. 3. Aturlah jadwal tidurnya sejak ia berusia tiga bulan. 4. Perbaiki pola asuh terhadapnya dengan menambah kualitas perhatian. 5. Kenali temperamennya. 6. Kenali tanda-tanda ia mengantuk, misalnya ia mengucek-ucek mata atau menarik-narik telinganya. 7. Memberi kenyamanan dan ketenangan suasana di kamar tidurnya, misalnya dengan meredupkan cahaya lampu dan menghindarkan suara siaran radio dan televisi. 8. Memijatnya atau membacakannya buku cerita. (M1-08)