Photobucket
Sunday, October 26, 2003,8:04:00 PM
Mental pengemis
Beberapa hari yang lalu saya kedatangan seorang pengemis di toko. Pengemis2 dan pengamen2 memang sudah menjadi pemandangan yang biasa buat saya, paling tidak dalam sehari saya harus menyiapkan uang kecil untuk sekitar 5 - 10 orang. Nah.. kebetulan pengemis yang ini sudah agak tua dan kakinya cacat, so.. waktu itu saya memberinya uang 500 rupiah (biasanya hanya sekitar 100 rupiah, karena kondisi mereka kebanyakan masih bisa bekerja *kecuali pengamen yang bersuara bagus dan sopan akan saya beri lebih*).

Saya sadar uang tersebut memang tidak ada nilainya dibandingkan dengan harga barang2 sekarang ini, tetapi yang membuat saya rada kaget adalah reaksi pengemis tersebut. Ketika saya meletakkan uang tersebut ke tangan dia, jawaban yang saya terima bukan ucapan terima kasih seperti yang biasa saya terima dari pengemis2 lain, tetapi :"TIDAK TERIMA UANG 500, PALING KECIL 1000!".(please jangan salah menduga, saya tidak pernah mengharapkan ucapan terima kasih tersebut, hanya saja saya merasa itulah jawaban rutin yang biasanya saya terima). Wow.... imagine that!

Seketika itu juga rasa simpati dan kasihan yang timbul ketika melihat dirinya pertama kali , langsung amblas ke titik terendah menjadi rasa antipati. Karena saya termasuk orang yang terus terang saja .... agak temperamental *sedang berusaha saya kurangin nih :(*, maka disodorin kalimat begitu saya langsung balas bertanya, "mau terima nggak? kalau nggak mau ya sudah.. minta di tempat lain saja!!". Terus terang saya merasa saya mungkin agak kasar pada pengemis tersebut, tetapi rasanya bagi beberapa orang reaksinya mungkin akan sama dengan saya. Ada perasaan bahwa saya diharuskan membayar upeti ke dia atau saya harus ikut bertanggungjawab atas kondisi dia tersebut. Ketika saya check cross dengan pegawai saya, rupanya kakek tersebut sudah terkenal di daerah sekitar sini dengan "tarif minta2nya". Jika ada yang memberi kurang, dia akan marah2 dan memaki2.

Melihat banyaknya jumlah pengemis di jakarta, saya rasa patut jadi renungan kita juga....
Bahwa masyarakat yang hidup di bawah rata2 jumlahnya juga meningkat walaupun belakangan ini pembangunan Mal dan pusat2 perbelanjaan sedang menjamur di jakarta *yang menandakan tingginya daya beli masyarakat*. Intinya, Pembangunan ekonomi kita tidak merata sehingga jurang sosial antara si kaya dan si miskin semakin tinggi.

Iming2 gampangnya mencari uang di kota besar seperti jakarta telah menjadi magnet tersendiri buat pendatang2 dari luar daerah untuk mengadu nasib di sini. Ketiadaan ketrampilan dan adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup membuat orang memilih untuk menjadi pengemis. Atau mungkin ini lebih karena sifat kurangnya harga diri dan malas sehingga banyak orang yang sebenarnya bisa bekerja, tetapi lebih memilh untuk menjadi pengemis?. Saya pernah "mewawancarai" seorang ibu2 pengemis yang masih sehat dan kuat bekerja, tetapi lebih memilih untuk menjadi pengemis. Sehari pendapatan mereka berkisar antara 30.000 - 50.000!! Pernah suatu hari dia bertanya kepada saya apakah ada orang yang mau bekerja sebagai pembantu karena setelah melahirkan nanti dia butuh orang untuk mengurus anak2 dan rumahnya *waktu bertanya dia sudah hamil tua*. Terkadang dalam kantong kresek yang dia bawa, ada beberapa keping vcd yang dia bawa pulang untuk ditonton setelah pulang mengemis. Mendengar cerita2 dia.. terkadang saya pikir profesi pengemis bisa lumayan menghasilkan juga :)))

Ketika saya travel ke beberapa kota di china tahun lalu, saya rasakan pembangunan yang begitu pesat di sana, tetapi tidak saya jumpai seorang pengemispun waktu itu. Saya tidak tahu apakah memang "profesi" tersebut dilarang di sana, atau memang saya saja yang waktu itu kebetulan tidak bertemu. Di hongkong dan singapore juga begitu ,tidak saya jumpai pengemis di sana. Mungkin memang ada, tetapi yang pasti jumlahnya tidak banyak (bandingkan dengan jakarta, yang di setiap perempatan lampu merah selalu ada).

Apa memang bangsa kita ini senangnya meminta2? dan bermental peminta?
Dari peminta2 "tanpa kerah", peminta kerah biru sampai peminta2 "kerah putih" , sepertinya memang sudah jadi budaya kita :(( *hehehe bikin istilah sendiri, karena kadang kesal juga sering dimintai uang siluman, apalagi menjelang lebaran dan akhir tahun seperti sekarang*

 
posted by l3l1 | Permalink |
Monday, October 20, 2003,8:03:00 PM
Which one do you prefer?
Beberapa hari yang lalu saya terlibat perbincangan yang cukup menarik dengan seorang teman saya. Dia memang cukup sering menjadi tempat saya meminta input maupun curhat, walaupun kami jarang berkomunikasi. Di antara percakapan kami sempat timbul pertanyaan : lebih baik mencintai atau dicintai? mana yang akan kamu pilih?

Mungkin bagi sebagian orang (terutama wanita?) akan memilih lebih baik dicintai lebih oleh pasangan daripada dia mencintai pasangannya lebih. Misalnya wanita yang menerima seorang pria sebagai pasangannya karena pria tersebut sangat mencintai dia dan memenuhi semua persyaratan yang harus dipenuhi oleh pria sebagai pasangan yang ideal, tetapi wanita tersebut tidak memiliki rasa cinta ke pria tersebut. Artinya dia menerima pria tersebut hanya berdasarkan pertimbangan logis dan karena kebaikan hati pria tersebut. Mungkin seiring dengan waktu, cinta itu bisa tumbuh perlahan2. ya.. intinya belajar untuk mencintai lah... witing tresnan jalaran soko kulino gitu.... *mo'on ma'af yak kalo salah ejaan*

Menurut saya sendiri, kedua kondisi tersebut sama tidak enaknya. Jika kita menjalani suatu hubungan dimana cinta itu hanya sepihak saja, yaitu di pihak pasangan kita, tetapi kitanya biasa2nya saja, maka terkadang segala hal yang dia lakukan untuk kita akan terkesan biasa2 saja ; tidak banyak berarti buat kita. Kita akan kurang menghargai *kurang menyentuh hati kita lebih tepatnya* hal2 yang telah dia lakukan untuk kita, akibatnya.. "mungkin" dengan sadar atau tanpa sadar kita akan banyak menyakiti hatinya. Rasa bersalah pun terkadang akan timbul karena kita tidak bisa membalas kebaikan hati pasangan kita tersebut dengan hal yang sama.

Sebaliknya jika hal yang sama dilakukan oleh orang yang kita cintai, reaksi kita mungkin akan berbeda. Ketika dia melakukan hal yang mungkin biasa2 saja buat orang lain, tetapi itu akan terasa berbeda dan spesial karena kita mencintai dia.

So... jika anda sekarang sedang belajar untuk mencintai pasangan anda yang anda pilih karena dia begitu baik dan mencintai anda tetapi cinta itu tidak jua timbul (atau pernah ada tetapi menjadi hilang), mungkin sebaiknya anda tidak melanjutkan hubungan tersebut lebih jauh. Kasihan pasangan anda dan anda sendiri. Mungkin di luar sana ada orang lain yang sedang menunggu anda atau dia yang lebih tepat, cocok dan sesuai buat kalian.

regards,
leli

I just want to dedicated this song to the one i love and love me in return
he said i've changed his life ...
every moment when i'm beside him....
all his hurt n pain will just disappear..
'cause i'm his heaven...

well......
he just don't know...
I'm the one who must feel so lucky...

Feels Like Home
Performed by Chantal Kreviazuk
Written by Randy Newman


Something in your eyes makes me want to lose myself
Makes me want to lose myself, In your arms
There's something in your voice makes my heart beat fast
Hope this feeling lasts , The rest of my life

If you knew how lonely my life has been
And how long I've felt so low
If you knew how I wanted someone to come along
And change my life the way you've done

Feels like home to me (2x)
Feels like I'm all the way back where I come from
Feels like home to me (2x)
Feels like I'm all the way back where I belong

A window breaks down a long dark street
And a siren wails in the night
But I'm alright cause I have you here with me
And I can almost see through the darkthere's light

If you knew how much this moment means to me
And how long I've waited for your touch
If you knew how happy you are making me
I've never thought I'd love anyone so much

Feels like home to me (2x)
Feels like I'm all the wayback where I come from
Feels like home to me (2x)
Feels like I'm all the way back
where I belong
Feels like I'm all the way back
where I belong

 
posted by l3l1 | Permalink |
Thursday, October 16, 2003,8:04:00 PM
Yes, I do
Bagaimana cara anda ingin dilamar atau melamar kekasih anda?


Hal ini jadi topik obrolan antara saya dan pasangan saya pada suatu malam, yang sekarang sudah tidak saya ingat lagi apa pemicu percakapan tersebut.. padahal waktu itu kami belum jadian :p.
Saya katakan bahwa itu adalah kejadian once in a life time, so it must very special n unforgettable for me karena saya nggak setiap hari dilamar orang kan? :)). Mungkin karena kebanyakan ngeliat kisah2 romantis di film2 'kalii yaaa, jadinya timbul keinginan seperti itu juga :))


Akhirnya setelah ngobrol sana sini, si dia bilang... "ya udah, jum'at nanti gue ngelamar lu deh, trus sabtunya kita married". reaksi saya saat itu hanya tertawa lebar sambil berkata, "oke deh.... gue tunggu yaa... sekalian bawa antaran, minggunya kita ke catatan sipil hehehe."


Tetapi ternyata pada hari rabunya *atau kamis ya?* ada sedikit kasus yang membuat dia merasa bersalah banget ama saya dan untuk menebus kesalahannya tersebut doi memberi 3 tangkai mawar. (Akibatnya mawar udah nggak bisa dipakai lagi untuk acara lamarannya *ini pengakuan dia belakangan*). Padahal buat saya itu bukan hal yang perlu dipersoalkan, dengan bersikap terbuka, terus terang dan mengakui kekhilafannya saja.... pintu maaf saya sudah terbuka buat dia (karena penyebab masalahnya masih reasonable buat saya). Tetapi tetap saja dia merasa nggak enak banget dan membawa mawar sebagai tanda bahwa dia bener2 merasa menyesal :))


Kemudian di hari jum'atnya dia sangat sibuk di kantor, setelah kerjaannya selesai baru dia berangkat ke rumah saya. Hari itu doi datangnya agak telat (rupanya ngubek2 nyari cincin di pondok indah mall).


Kami kemudian duduk2 di ruang tamu sambil nonton tivi. Kebetulan saya lagi pegel n capek banget, doi nawarin buat mijatin, ya udah saya nggak nolak :). Jadi saya pun berbaring di sofa dalam posisi membelakangi doi, setelah memijat bahu dan punggung saya.. tau2 doi nyelipin cincin ke jari saya.. begitu saya berusaha menarik jari tangan saya untuk melihat cincin tersebut doi nggak ngizinin.. *sempet tarik2an hehehehe*.


Akhirnya setelah selesai pijat, baru deh doi menarik tangan saya menghadap ke dia. Sambil tetap menggenggam tangan saya, doi menatap wajah saya sambil berkata, "i love you n i want to spend the rest of my life with you... so.... do you have the same feeling with me?".
Karena rada nggak ready, saya hanya bisa ngeluarin suara "ehem??"
disambung lagi ama doi "do you want to be my girl friend?".


Ohh... how can i'm not love this guy? so.. all i can do that time hanya mengangguk saja, tapi doi nggak mau terima jawaban orang bisuu hehehe...


"sooooo.. ?", cecar doi .
"yes, i do" akhirnya keluar juga deh jawaban tersebut dari mulut saya :p


Setelah jadian, belakangan doi baru buka kartu bahwa sebenarnya sewaktu dia mengajak saya dinner di cafe de larose di daerah kemang, rencananya adalah buat nembak saya hahaha. Semuanya begitu pas, suasana cafe yang romantis : remang2, candle light, music yang enak, suara air terjun yang bergemerisik pelan and katanya... saya begitu gorgeus dan cantik malam itu hehehe *tau deh gombal apa nggak:))*. Tetapi ternyata di dalam obrolan kami waktu itu, ada perkataan saya yang membuat doi mengurungkan semua niatnya tersebut, yaitu sikap saya yang belum ingin menjalin sebuah komitmen terlebih dahulu.


Selama ini kami boleh dibilang sudah cukup close, tetapi selama belum ditembak, maka hubungan tersebut akan tetap "hanya berteman" saja buat saya. Sedangkan untuk menembak seorang wanita, biasanya pria butuh keyakinan yang cukup besar di dalam dirinya bahwa dia tidak akan ditolak. Padahal ketika dalam masa2 penjajakan dengan saya, dia selalu merasa hubungan kami maju mundur. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk melamar saya sebagai pacarnya dengan cara tersebut :)).


Mungkin itu hal yang biasa buat beberapa orang, tetapi buat saya ... it was unforgettable moment.... reaksi2 dia... ekspresi mukanya... it just ... hm.. seperti apa ya? so full of love.. n sampai saat ini saya nggak pernah menyesali keputusan saya tersebut, bahkan rasanya semakin mengenalnya semakin menambah rasa sayang di hati saya :))
 
posted by l3l1 | Permalink |
Wednesday, October 15, 2003,8:07:00 PM
Dinamika dalam menjalin suatu hubungan
Dalam mencari pasangan, terkadang saya pikir sangat penting sekali kita memiliki pasangan yang bisa meredam sifat2 kita yang rada minus ato negatif. Misalnya jika kita cenderung cepat "naek" maka pasangan yang sabar sangat kita perlukan. Bisa dibayangkan jika sama2 panasan, apa yang akan terjadi?

Saya sendiri rasanya perlu bersyukur karena bisa mendapatkan pasangan yang lumayan mau mengerti sifat2 saya dan berusaha untuk menetralisirnya.

Pernah dalam suatu perjalanan menuju tempat resepsi pernikahan saudaranya, kami terjebak dalam kemacetan. Saya sebenarnya sudah cukup mengerti bahwa sebaiknya saya jadi penumpang yang manis dan tidak usah banyak berkomentar. Tapi tak urung diri ini tidak bisa menahan diri untuk berkomentar jua : "ambil kiri aja lebih lancar, jangan kasi lewat, aduh kita udah telat 20 menit lho, n bla bla bla. Kalau menuruti sifat alaminya sebagai pria (saya rasa pria paling nggak senang dikasi petunjuk mengenai arah ataupun apa aja yang bersifat menggurui), dia pasti sudah akan cukup terganggu dan bete. Tetapi dia masih bisa becanda sambil ngomong "ada plester nggak ya?, kayanya lo kudu pake deh" dan tidak ada nada marah atau jengkel sama sekali dari nada bicaranya, padahal saya tahu persis dia udah lumayan stress berat (ditelfonin beberapa kali oleh papa dan kokonya karena resepsinya makan meja dan hampir semua undangan sudah datang n kami sudah terlambat 1/2 jam). Tapi dasar emang suka ngetes sampai sejauh mana dia bisa bertahan, komentar2 saya tetap aja rajin nongol, walaupun saya udah janji jadi anak manis :p. Sampai akhirnya dia ngomong "ooohhh please shut up, will you.......?", tapi dengan nada orang merajuk dan putus asa hahahaha.

Dari kejadian kecil seperti itu, terkadang hubungan2 kita menjadi lebih teruji, membuat kita mengenal sisi lain pasangan kita. Saya sih berharap si dia akan tetap sesabar itu jika saya telah resmi jadi hak milkinya ;). Karena sudah menjadi anekdot umum bagaimana perbedaan perlakuan pria terhadap pasangannya ketika masih berstatus sebagai pacar dan setelah resmi menjadi istri :p (ooh.. pasti akan menuai protes nih hehehe.)
 
posted by l3l1 | Permalink |