Photobucket
Sunday, December 17, 2006,7:23:00 PM
Mengenalkan matematika pada balita
Sering kita mendengar ucapan, "Anak saya yang usia pra sekolah sudah bisa
menghitung dengan cepat, lo." Ucapan bernada bangga tersebut menggambarkan
kemampuan anak balita dalam urusan hitung menghitung. Tetapi, apakah di balik
nada bangga tersebut berarti anak sudah mengerti matematika?

Sesungguhnya, anak usia pra sekolah masih susah menyusun kata-kata. Jadi,
meskipun anak tidak dapat belajar matematika "betulan", mereka bisa saja belajar
menghitung, karena menghitung hanyalah merupakan salah satu aspek dari
matematika.

Anak mulai belajar menghitung dengan caranya sendiri, sesuai dengan
pertumbuhan dan belajar dari apa yang dialami setiap hari. Mulai dari panjang,
jumlah, waktu, suhu, uang, dan lainnya. Melalui kegiatan yang menggunakan
tangan, anak mengembangkan pengertiannya tentang matematika, dan kita sebagai
orang dewasa harus peka serta mengenali permainan-permainan mereka. Misalnya
menyortir dan menempatkan benda-benda sesuai dengan urutannya. Semua ini
merupakan permainan yang memperkenalkan anak pada matematika.

ANEKA CARA

Berikut ini beberapa kesempatan dari kegiatan sehari-hari bagi anak untuk
mulai mengenal angka-angka:

* Seputar dirinya

Anak memiliki perasaan bangga bila dapat menyebutkan berapa usianya, nomor
telepon rumah, atau nomor rumahnya. Ia ingin mengetahui berapa tinggi serta
berat badannya. Pada saat menempatkan anak di atas timbangan, hal ini juga
memberi kesempatan padanya untuk belajar mengenal kilogram (untuk berat badan)
serta sentimeter (untuk tinggi badan). Juga belajar mengenai lawan kata, seperti
berat lawannya ringan serta tinggi lawannya pendek.

Anak juga bisa belajar mengenai ukuran bajunya dan jadi tahu, apakah baju
ukuran tertentu pas untuknya atau tidak. Saat di toko baju, misalnya, ia akan
berujar dengan lantangnya, "Wah, kalau S (small) aku enggak cukup. Harusnya yang
M (medium)."

* Memasak

Saat bersiap hendak masak, libatkan si kecil. Kenalkan padanya tentang
ukuran, pembagian, perkiraan waktu, dan lainnya. Minta ia membantu menaburkan
tepung ke dalam mangkuk sambil menghitung berapa sendok tepung yang harus
dituang. Secara tak langsung, anak sudah mulai mengenal cara menakar. Dan untuk
suhu, Anda dapat mengingatkannya, dia harus berhati-hati dengan makanan ataupun
minuman yang panas. Minuman ataupun makanan yang terlalu panas jangan dipegang
ataupun diminum dan dimakan.

* Mengelola uang

Anak dapat menghitung, menyimpan, memilah,dan membelanjakan uang (tentu
saja di bawah pengawasan Anda). Cara yang paling cepat dan mudah dicerna oleh
anak untuk mengenali nilai uang adalah dengan membawa serta mereka berbelanja.
Entah itu memilih makanan kesukaannya, berapa harganya, dan seberapa banyak ia
dapat menghemat jika harga makanan favoritnya sedang didiskon.

* Di sekitar rumah

Perbaikan alat-alat rumah tangga memberikan kesempatan yang bagus sekali
pada anak-anak untuk mempraktekkan keterampilan matematika. Minta anak
memperhatikan saat Anda mengukur daun pintu/jendela rumah atau menggantungkan
foto keluarga di dinding ruang makan. Anak-anak dapat membantu membuatkan lis
foto. Kegiatan sehari-hari seperti menyetel temperatur AC atau menyiapkan meja
makan, merupakan kesempatan bagi anak-anak untuk menghitung dan belajar
mengenali angka-angka.

* Bermain

Si kecil belajar mengenal angka melalui permainan-permainan seperti ular
tangga, monopoli, atau halma. Anak-anak juga dapat belajar mengenal angka-angka
melalui jam atau menghitung jarak pada saat bermain lempar-lemparan bola. Dukung
anak untuk melakukan kegiatan atau olah raga bersama tetangga. Jangan lupa
memperkenalkan dan membiasakan anak bermain puzzle dan balok, karena kedua
permainan ini melibatkan pembelajaran angka-angka.

* Bepergian

Bahkan perjalanan yang pendek pun dapat memberikan pengalaman pada
anak-anak dengan matematika. Minta anak menandai kilometer kendaraan sebelum
berangkat dan catat pada kilometer berapa saat tiba di tujuan. Dengan begitu
anak akan mengerti, seberapa jauh jarak yang ditempuh. Selain itu, minta ia
memperhatikan rambu batas kecepatan kendaraan serta memperkirakan jam berapa
akan sampai di tujuan.

3 GAYA BELAJAR

Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Biasanya gaya-gaya
tersebut biasanya bawaan lahir atau diturunkan oleh orangtuanya. Bayi yang baru
lahir dipenuhi dengan penglihatan, suara, dan kepekaan. Pendengaran,
penglihatan, serta rangsangan sentuhan diterima dengan penerimaan yang sangat
peka oleh telinga, mata, dan kulit bayi.

Di tahun-tahun pertama kehidupannya di dunia, dari tiga pengelompokkan
gaya belajar, biasanya anak-anak memberikan satu gaya belajar yang lebih
menonjol dari dua gaya belajar yang lain dan tergantung dari kepekaan gaya
belajar mereka. Ketiga kelompok itu adalah, Pendengar, Pengamat, dan Penggerak.

1. Pendengar

Anak-anak yang termasuk jenis ini memperlihatkan ketertarikan yang lebih
pada suara-suara dan kata-kata. Kemampuan mereka dalam berbicara lebih cepat dan
juga cepat mengenal kata-kata baru serta senang bila dibacakan cerita-cerita.

2. Pengamat

Anak-anak yang termasuk jenis ini tertarik dengan warna, bentuk, dan
gambar-gambar hidup. Koordinasi mata-tangan mereka sangat baik dan sebagai
anak-anak mereka senang bermain dengan balok-balok dan puzzle yang sederhana.

3. Penggerak

Anak-anak yang termasuk jenis ini senang dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan gerakan tubuh seperti merangkak, berjalan, dan biasanya
kemampuan mereka berjalan lebih cepat. Mereka terkoordinasi dan yakin dengan
tubuh mereka. Mereka senang digendong, diayun-ayun, dan selalu mencari kontak
fisik.

Gaya belajar ini dapat diamati sejak dini karena merupakan bawaan lahir
dan sifat yang diturunkan oleh orang tuanya. Selain sebagai gaya yang diturunkan
oleh orang tuanya, kadang-kadang gaya belajar anak juga cenderung mendekati gaya
sanak keluarga seperti om, tante, atau kakek dan neneknya. Pada usia yang lebih
besar, Anda dapat memperlihatkan penguasaan mereka di bidang mana yang lebih
menonjol, misalnya anak Anda lebih menonjol di bidang matematika daripada
bahasa.

USIA SEKOLAH

Anak-anak yang termasuk tipe pendengar biasanya juga senang berbicara baik
di dalam kelas atau di mana saja dia berada. Dia senang membaca dengan suara
keras dan kemampuannya membaca biasanya berada dua tingkat di atas rata-rata
temannya. Dia pun sering berbicara sendiri bila sedang melakukan sesuatu hal.
Selain itu, hobinya adalah mendengarkan radio ataupun pemutar CD yang selalu
dibawanya ke mana pun dia pergi.

Sementara anak usia sekolah tipe pengamat biasanya berpembawaan tenang dan
bahkan walaupun dia tahu jawabannya, dia jarang menjawab dengan spontan. Hobinya
selain bermain komputer juga senang mengumpulkan benda tertentu. Matematikanya
biasanya mendekati sempurna dan tulisannya rapi.

Sedangkan anak yang termasuk tipe penggerak biasanya mengeluarkan
kata-kata yang kurang rapi. ia suka bersosialisasi, terkoordinasi dengan baik,
dan tipe kompetitor yang alami. Ia juga senang bermain di tempat terbuka. Di
dalam kelas, dia akan merasa gerakannya terbatas.

MASALAH

Jika anak tidak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari orang tuanya,
seiring dengan perjalanan waktu ia cenderung terpaku pada satu gaya belajar.
Bila hal ini terjadi, dari sejak kelas satu sekolah dasar, anak yang termasuk
tipe pengamat kemungkinan akan mengalami kesulitan menguasai bidang yang
berhubungan dengan suara, tipe pendengar akan mengalami kesulitan dalam bidang
matematika, dan tipe penggerak akan sulit duduk tenang di dalam kelas.

Gaya belajar yang ekstrem dapat menghasilkan ketidakmampuan belajar. Beri
dukungan pada anak Anda sedini mungkin untuk dapat menguasai ketiga gaya belajar
dengan porsi yang sama dari lingkungan di mana ia berada. Dengan cara
memaksimalkan kemampuan belajarnya, kesulitan atau masalah yang mungkin akan
dihadapi anak dapat dicegah.
(Aline/Nova)


http://www.kompas.com/

Labels:

 
posted by l3l1 | Permalink |


0 Comments: