Photobucket
Sunday, February 24, 2008,12:09:00 AM
Banyak kemajuan dicapai si kecil sekarang, dan tampaknya ia cocok masuk kelompok bermain.

Ia sudah pandai berteman, sudah dapat menyanyi, dan dalam beberapa hal ia dapat menolong dirinya sendiri. Mungkin Anda berpikir, sudah bisakah si kecil masuk kelompok bermain. Mungkin juga Anda berharap di kelompok bermain, si kecil belajar banyak hal, dan membuatnya semakin mandiri.

Meski tampaknya ia punya cukup bekal untuk mengikuti program ‘belajar’ di kelompok bermain, sebenarnya ia masih takut berpisah dengan orang tuanya. Jadi, perhatikanlah beberapa persiapan penting berikut ini:

- Pilih kelompok bermain yang baik

Sama seperti memilih mobil, memilih kelompok bermain perlu dilakukan

dengan teliti. Cari informasi tentang kelompok bermain yang tersedia di wilayah perumahan Anda, misalnya dengan bertanya pada para tetangga tentang pengalaman mereka memasukkan anak ke kelompok bermain terdekat.

Bila informasi sudah Anda peroleh, luangkan waktu bersama si kecil untuk mengunjungi kelompok bermain yang Anda pilih, untuk dilihat lebih dekat. Pilih salah satu yang paling disukai si kecil dan tentu paling sesuai dengan kebutuhan si kecil.

- Sosialisasikan kegiatan baru yang akan diikuti anak

Sebelum si kecil mengkuti program belajar di kelompok bermain,

Beritahukan kepadanya hal-hal menyenangkan yang akan ia lakukan di kelompok bermain, misalnya bersepeda bersama, makan bersama, menyanyi, berbaris dan lain-lain.

- Perkenalkan beberapa kegiatan yang akan dilakukannya

Di kelompok bermain, anak-anak mengikuti program pengembangan.

Misalnya mengayuh sepeda roda tiga, makan sendiri, bermain ayunan, prosotan, menempel kertas warna, dan sebagainya. Bila anak belum pernah melakukan hal ini, Anda dapat mulai memberi kegiatan ini agar kelak di kelompok bermainnya, si kecil tidak merasa asing.

- Latihan bertemu orang lain tanpa orang tua

Di kelompok bermain, si kecil akan bertemu orang-orang baru, seperti guru dan teman-teman. Di kelompok bermain si kecil juga berpisah dengan orang yang paling dekat dengannya, orang tua atau pengasuhnya misalnya. Melatih si kecil bersama orang lain selama beberapa jam dapat dilakukan. Anda dapat ‘menitipkan’ si kecil pada tetangga, adik atau kakak Anda selama dua jam, dan membiarkan si kecil mengikuti aturan yang mereka miliki. Kira-kira seperti itulah yang akan dialami anak di kelompok bermainnya.

- Akrabkan dengan ‘calon sekolah’nya

Menyesuaikan diri dengan tempat dan rutinitas baru, tidak mudah bagi anak.

Orang dewasa pun kadangkala mengalami kesulitan pada awalnya. Sebelum anak masuk kelompok bermain, ajaklah ia mengunjungi ‘sekolah’nya saat sedang ada kegiatan. Dengan demikian si kecil dapat melihat situasi yang sesungguhnya tentang ‘sekolah’nya. Kenalkan juga si kecil dengan calon gurunya, dan bersama Anda, si kecil belajar mengingat nama-nama gurunya serta ciri khas guru itu. Misalnya bu Santi yang tinggi, kulitnya coklat, bu Tari yang kulitnya putih.

- Jangan tularkan kekhawatiran kepada anak

Ketika anak pertama kali masuk ke kelompok bermain, orang tua kerap merasa khawatir melepas anak. Mungkin Anda terbawa emosi, merasa anak masih kecil tetapi sudah sekolah. Lalu, berbagai pertanyaan muncul; “Bisa nggak dia membuka tutup bekalnya?” “Bagaimana kalau dipukul temannya?” Lalu, ketika anak mulai gelisah, Anda berkata dengan ragu-ragu; “Sudah ya, nanti kamu berbaris sama teman-teman, ibu tunggu di luar.” Padahal, saat Anda merasa tidak yakin melepaskan anak, ia menangkap keraguan Anda.

Sebaliknya, Anda dituntut untuk bersikap tegas, misalnya dengan mengatakan, “Kamu menyanyi dan berbaris bersama teman-teman, lalu masuk kelas sama-sama. Ibu nggak boleh masuk kelas, jadi ibu tunggu di bangku ini. Nanti kalau kamu bermain, kamu bisa lihat ibu masih duduk di bangku ini.” Konsekuensinya, Anda harus menepati janji hingga jam istirahat tiba, dan si kecil mendapati Anda di bangku yang Anda tunjukkan pada si kecil. Dengan demikian, si kecil merasa yakin bahwa Anda tidak meninggalkannya.

- Bantu menyesuaikan diri

Setelah mengikuti kelompok bermain, mungkin si kecil merasa cemas, menjadi rewel, mimpi buruk, ngompol lagi atau makin sulit berpisah dengan Anda. Tetaplah tenang, jangan membahas kecemasan si kecil. Mintalah padanya untuk bercerita tentang kegiatan yang ia sukai dan tidak ia sukai.

Bila sampai beberapa hari anak masih tampak cemas, cobalah ganti dengan pengasuh si kecil untuk mengantarnya ke kelompok bermain. Bisa saja si kecil akan lebih mudah berpisah dengan pengasuh ketimbang berpisah dengan Anda. Sehingga ia merasa nyaman ketika mengikuti kegiatan di kelompok bermainnya. Beri waktu si kecil untuk menyesuaikan diri.

Immanuella F.Rachmani

Labels: ,

 
posted by l3l1 | Permalink |


0 Comments: