Photobucket
Thursday, March 18, 2004,10:48:00 PM
survive setelah putus cinta

Hehehe tadi gue iseng2 coba copy teks di blog gue, ternyata... ternyata.. emang bener mon nggak bisa dicopy :( whoaahh.. gara2 apalagi nih??

Beberapa hari yg lalu gue coba test bloginality, dan dikatakan salah satu kelebihan gue adalah kemampuan untuk terus melanjutkan hidup gue setelah quit dari suatu hubungan. Sering gue dianggap sebagai orang yang nggak punya hati karena biasanya setelah putus dari suatu hubungan gue bisa dengan cepat "survive" dan mulai menyusun langkah baru buat hidup gue lagi. Padahal prosesnya tidaklah se-sederhana kelihatannya. Sebelum memutuskan untuk mundur dari suatu hubungan, gue selalu melewati tahap pergumulan dalam diri gue dan itu pasti tidak terlihat dari luar. Begitu pula untuk melewati masa2 penyesuaian, gue juga melalui semua masa2 suram, menyedihkan.... sama seperti orang2 normal lainnya. Bedanya, mungkin gue nggak selalu memperlihatkan semua rasa sedih gue. emang ada kalanya gue jatuh dalam proses mengasihani diri sendiri, tapi nggak sering banget karena gue punya ego dan gengsi yg tinggi :p

Nurut gue normal lah.. pada awal2 putus, semua orang pasti sedih, desperate dan hampa. Setiap malam menangis sampai mata bengkak , berjuang melawan diri sendiri untuk tidak menghubungi sang mantan, merasa hidup ini begitu suram dan menyedihkan dan perasaan2 negatif lainnya. Biasanya sih gue akan ngeluarin semua emosi gue terlebih dahulu : kecewa, sedih , marah, dll. Mo histeris, yaa sehisteris mungkinlah. mau sedih, yaa nangislah sepuas2nya. Setelah melewati semua proses tersebut, gue akan sampai pada satu titik : stop! dunia terus berputar, begitu juga hidup lu! mulailah lembaran baru. masa depanmu masih panjang and bla bla bla...

Thanks God.. biasanya setelah gue sampai di tahap ini, gue udah nggak punya beban masa lalu lagi. Gue udah bisa melangkah dengan nyaman menatap masa depan gue * cieeee*. Emang sih keliatannya gampang banget buat diucapin, tapi paling nggak itulah prinsip yg gue pegang dan terapkan selama ini. Pikiran gue simple aja : masa lalu tetaplah masa lalu, lu mau berduka sampai berapa lama.. dia tidak akan berubah : tetap masa lalu. Jadi-in itu memory manis dan bahan pelajaran buat masa depan lu.

Sama seperti kita terjebak dalam satu ruangan gelap tanpa penerangan. Kita punya 2 pilihan :
1. Mencoba untuk menenangkan diri terlebih dahulu, sambil berusaha untuk menyesuaikan diri dengan situasi yg tidak kita harapkan ini. Setelah itu segera mencoba untuk berjalan dan mencari pintu keluar. Walaupun kita harus merangkak ataupun meraba2 dinding di sekitar kita, gue percaya... akhirnya kita pasti akan menemukan pintu tersebut. Berapa lama pun waktu yg kita butuhkan untuk menemukan pintu tersebut, kita tidak boleh putus asa. Mungkin kita akan tersandung kursi atau meja yg ada di ruangan itu, mungkin secara tidak sengaja kita akan meraba2 meja yg penuh dengan tinta. Semua itu proses dan worth it banget untuk dilakukan, karena ketika kita terjebak dalam situasi yg sama lagi... kita sudah bisa lebih menguasai situasi.

2. Langsung panik dan hanya bisa meringkuk di satu tempat sambil menangis, berharap suatu saat akan ada orang yang datang membuka pintu tersebut untuk kita. Setelah menghabiskan waktu yg sia2 untuk menangisi situasi yg ada, barulah kita berusaha untuk mencari pintu keluar. Walaupun akhirnya kita dapat menemukan pintu tersebut, tetapi waktu dan tenaga kita banyak yg terbuang sia2.

See??? begitulah cara gue melihat situasi gue. Jika emang tidak ada yg bisa gue rubah, so.. buat apa gue meratapi apa yang memang sudah menjadi masa lalu gue. Gue mau berkabung 1 bulan atau 1 taon , hasilnya akan sama saja. So..kenapa mesti wasting time untuk itu?

Hm.. mungkin banyak yg nggak setuju ama gue yaa? kesannya.. hey where is your love...? apakah semua itu hanya semu belaka? kalo emang you really love your boy friend mestinya lu tuh sengsara2 dan putus asa dulu dong untuk ngebuktiin cinta lu.. Hm.. make sense sih... but that's not me, itu aja. Gue terlalu realistis. Mungkin itulah satu kelebihan orang kholeris sanguinis ya. Coba kalo gue melankolis.. dijamin gue nggak bakal ngomong seperti ini :p
 
posted by l3l1 | Permalink |