Photobucket
Monday, January 26, 2004,11:03:00 PM
beda orang, beda standar

Sebelum gue jadian ama seseorang, gue selalu mencoba untuk mencari tau standar2 dan rule2 dia dalam memandang beberapa hal. Misalnya masalah batas2 hubungan pertemanan antar lawan jenis di antara kami.

Gue orang yang senang berteman dengan cowo, mostly ketika gue ada masalah dan ingin meminta input... gue lebih seneng mendenger input dari cowo. Gue juga bukan type yang pencemburu, gue nggak pernah melarang pasangan gue bertemen dengan lawan jenis asal gue tau jelas hubungan mereka dan kesehariannya seperti apa.

Oleh karena itu, gue selalu berusaha mencari tau pandangan2 calon pasangan gue terlebih dahulu sebelum gue jadian, lewat obrolan2 dan diskusi2 yang terjadi ketika kami masih dalam tahap penjajakan.

Buat jeff, mengambil keputusan untuk menjadikan gue sebagai pasangannya merupakan keputusan dengan high risk *isitlah dia*. Karena dia melihat ada standar2 dan pandangan2 yang agak berbeda di antara kami mengenai pertemanan lawan jenis ini. Gue terlalu cuek dan rada centil dalam pandangan dia, dan dia tidak tahu apakah dia bisa menerimanya suatu saat jika gue asyik berakrab2 ria dengan lawan jenis gue. Selain itu, sifat gue yang bosenan juga sedikit membuat dia keder :p

Dalam proses tersebut, dia sempat memutuskan untuk mundur.. dan itu terjadi beberapa kali. Tapi mungkin karena udah jodoh *mudah2an ampe selamanya, amien*, selalu ada aja hal2 yang membuat dia memutuskan untuk berusaha lagi. Anda here we are now... :)

Memasuki tahap berpacaran, tidak semua hal berjalan mulus. Standar yang berbeda di antara kami dalam menilai sesuatu terkadang menjadi kendala juga. Misalnya cara bicara gue yang blak2an dan memiliki tingkat toleransi tinggi untuk tersinggung *hehehe*, agak mengagetkan buat dia. Mungkin karena dia terbiasa untuk berbicara lebih halus dan menjaga perasaan orang, beda ama gue yang kadang2 ngomongnya rada to the point.

Makanya nggak heran, kalau gue merasa omongan gue "biasa2" aja, tapi buat dia ... itu udah "nggak biasa" hehehe. Tapi satu hal yang gue suka dari dia, ketika dia tersinggung atau nggak senang dengan omongan maupun tindakan gue, dia akan diam terlebih dahulu. Setelah emosinya reda, dia akan ngomong : "oke, let's talk about it". Gue nggak suka tadi karena lo begini... bla bla bla.. karena buat gue itu seperti begini bla bla bla , please laen kali jangan gitu lagi ya... Dan biasanya kalo emang gue pikir apa yang dia bilang masuk di sense gue, dan gue yg salah, maka gue akan minta maaf. Tapi jika ada misunderstanding dari dia dalam menanggapi sikap maupun omongan gue, maka gue akan menjelaskan lagi maksud2 gue secara terinci. Dan biasanya masalah kita langsung selesai saat itu juga, nggak pernah lama... hanya butuh 5 - 10 menit.

Standar kami dalam memberi perhatian juga sedikit berbeda. Apa yang menurut gue udah gue berikan 100%, ternyata dalam standar doi bisa hanya 75 - 80% lho. Mungkin karena gue lebih cuek orangnya sehingga doi bisa merasa seperti itu, wajar aja menurut gue. Akibat perbedaan standar ini, pada tahap2 awal kami pacaran.. mungkin ada rasa bahwa gue kurang menyayangi doi yang timbul di hatinya. Tetapi seiring dengan waktu, semua keraguan itu mulai terkikis karena kami mulai lebih saling mengenal.. selain itu... gue juga berusaha untuk menyama-in standar gue ama dia. Semua itu timbul secara alami dan mungkin karena pengaruh dia juga :)

Mungkin ada benarnya kita perlu menyesuaikan sedikit standar kita dengan pasangan, tidak perlu sama persis, tapi paling nggak, jangan sampai perbedaannya terlalu jauh. Ibaratnya.. jika kita ingin mengajari seorang anak yg bahasa sehari2nya adalah bahasa jawa, maka dalam menjelaskannya kita kudu pake bahasa yang dia mengerti : bahasa jawa. Soalnya jika kita menjelaskannya dengan bahasa sunda, sampai muka kita biru juga.. anak tersebut akan sulit untuk menangkap apa yang kita jelasin. So.. pemakaian bahasa cinta yang sama penting juga menurut gue, biar nggak timbul salah paham.

I love you honey, not because you're perfect..
but you're perfect for me...
 
posted by l3l1 | Permalink |